Pakan Kambing Hasil Fermentasi Hemat & Bernutrisi

fermentasi pakan kambing

Bagi peternak kambing, ketersediaan pakan yang bergizi sepanjang tahun sering menjadi tantangan tersendiri. Saat musim kemarau tiba, rumput segar mulai sulit didapat, dan kualitas pakan menurun. Di sinilah peran pakan kambing hasil fermentasi menjadi pilihan yang cerdas dan hemat. Tak hanya mudah dibuat, jenis pakan ini juga terbukti meningkatkan produktivitas ternak.

Langkah Membuat Pakan Kambing Hasil Fermentasi

  1. Cacah bahan hijauan seperti rumput gajah hingga ukuran 3–5 cm.
  2. Campur dedak dan molase secara merata.
  3. Larutkan EM4 dalam air, kemudian campurkan ke bahan.
  4. Aduk semua bahan hingga merata dan lembap (tidak terlalu basah).
  5. Masukkan ke dalam drum, tong, atau plastik silase.
  6. Tutup rapat dan simpan selama 7–14 hari di tempat teduh.

Setelah dibuka, pakan akan beraroma asam segar, berwarna kekuningan, dan tidak berlendir. Itulah tanda fermentasi berhasil.

Bahan untuk Membuat Pakan Fermentasi Kambing

Bahan-bahan berikut bisa didapat di sekitar desa dan pasar:

  • Rumput gajah atau daun jagung
  • Dedak halus atau bekatul
  • Molase (tetes tebu) atau gula merah larut
  • EM4 Peternakan
  • Air bersih

Manfaat Pakan Kambing Hasil Fermentasi

Mengapa pakan fermentasi banyak dipilih oleh peternak?

  • Meningkatkan nafsu makan kambing karena aroma asam segar hasil fermentasi
  • Lebih hemat biaya karena bisa dibuat dari bahan lokal
  • Mudah disimpan, tahan hingga berbulan-bulan jika disimpan dengan baik
  • Meningkatkan bobot kambing lebih cepat
  • Mengurangi limbah pertanian, karena bahan bisa dari sisa panen

Pengertian Pakan Fermentasi untuk Kambing

fermentasi pakan kambing

Pakan fermentasi adalah pakan yang dibuat melalui proses peragian dengan bantuan mikroorganisme, seperti bakteri asam laktat. Fermentasi ini bertujuan untuk meningkatkan nilai gizi pakan, memperpanjang daya simpan, dan membuatnya lebih mudah dicerna oleh kambing.

Biasanya, bahan utama fermentasi berasal dari hijauan (rumput gajah, daun jagung, dll), ditambah sumber energi seperti dedak, dan aktivator fermentasi seperti EM4.

Contoh Kasus: Peternak Kambing di Boyolali

Pak Rudi, peternak kambing PE di Boyolali, mulai menggunakan pakan fermentasi sejak dua tahun lalu. Awalnya ia kesulitan menyediakan rumput saat kemarau. Sekarang, ia rutin membuat fermentasi dari rumput gajah dan dedak. Dalam satu musim, berat kambingnya naik lebih cepat dibanding sebelumnya.

“Biaya pakan turun hampir separuh. Saya bisa simpan stok pakan hingga dua bulan,” ujarnya.

Perbandingan: Fermentasi vs Pakan Biasa

Aspek Pakan Fermentasi Pakan Hijauan Biasa
Daya tahan 1–2 bulan 1–2 hari
Kadar nutrisi Lebih stabil dan tinggi Bergantung musim
Biaya produksi Lebih hemat Kadang tinggi saat kemarau
Waktu pencarian Tidak perlu cari rumput Harus cari setiap hari

Jika ingin belajar lebih dalam tentang teknik fermentasi untuk pakan ternak, peternak bisa membaca panduan dari Embechopper.com yang memberikan informasi teknis dan lebih akurat.

Waktu yang Tepat Memberi Pakan Fermentasi

  • Pagi hari sebagai pengganti rumput segar
  • Sore hari setelah kambing digembalakan
  • Saat musim paceklik atau tidak ada rumput sama sekali
  • Saat kambing bunting, menyusui, atau dalam masa penggemukan

Penutup: Fermentasi, Langkah Cerdas Peternak Mandiri

Pakan kambing hasil fermentasi adalah solusi tepat bagi peternak desa yang ingin hemat biaya, hemat tenaga, dan meningkatkan hasil ternaknya. Prosesnya sederhana, bahan mudah dicari, dan manfaatnya sudah terbukti.

Jika Anda ingin mulai mencoba, pastikan menggunakan bahan yang baik dan aktivator terpercaya. Salah satu produk yang direkomendasikan adalah EM4 Peternakan dari Akademi Pengusaha, yang sudah banyak digunakan peternak di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *