Pemupukan merupakan salah satu langkah penting dalam budidaya, untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan meningkatkan hasil panen. Padi membutuhkan berbagai macam nutrisi seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) yang dapat di sediakan melalui pemupukan.
Pemupukan yang tepat akan membantu padi tumbuh lebih sehat, mempercepat proses pembentukan bulir, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen. Terdapat dua jenis pemupukan yang sering di gunakan oleh petani, yaitu pemupukan organik dan anorganik (kimia), yang masing-masing memiliki kelebihan dan cara penerapan yang berbeda.
Beberapa Langkah Pemupukan Padi
Pemupukan merupakan salah satu aspek penting dalam budidaya, untuk memastikan pertumbuhan tanaman yang optimal dan hasil panen yang maksimal jika pake mesin. Pemupukan yang tepat dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi padi. Berikut adalah beberapa langkah dalam pemupukan padi.
Alat dan Bahan
- Pupuk Urea
- Pupuk SP-36
- Pupuk KCl
- Pupuk Organik
- Alat Penyebar Pupuk
- Air
Langkah-langkah Pemupukan Padi
- Pemupukan dasar di lakukan sebelum menanam bibit padi, biasanya saat pengolahan tanah. Jenis pupuk yang di gunakan adalah pupuk organik seperti pupuk kandang atau kompos.
- Taburkan pupuk organik secara merata di lahan sawah, kemudian campurkan dengan tanah menggunakan cangkul atau bajak. Pupuk organik berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kesuburan, dan menjaga keseimbangan mikroba tanah.
- Proses ini di lakukan sekitar 1-2 minggu sebelum bibit padi di tanam, sehingga pupuk organik memiliki waktu untuk terurai dan siap di serap oleh tanaman.
- Pemupukan pertama dilakukan sekitar 7-10 hari setelah bibit padi ditanam di sawah (fase vegetatif awal).
- Gunakan pupuk Urea dan SP-36 untuk memberikan nutrisi yang diperlukan bagi pertumbuhan daun dan akar. Pupuk Urea mengandung nitrogen yang akan merangsang pertumbuhan daun, sementara SP-36 mengandung fosfor yang membantu memperkuat akar.
- Sebarkan pupuk secara merata di antara barisan tanaman padi, dengan dosis sekitar 100-150 kg Urea dan 50 kg SP-36 per hektar lahan. Lakukan penyebaran saat tanah dalam kondisi lembab agar pupuk cepat larut dan terserap oleh tanah.
- Pemupukan kedua dilakukan sekitar 30-35 hari setelah tanam, ketika tanaman padi memasuki fase tunas atau pertumbuhan anakan.
- Pada tahap ini, tambahkan kembali Urea dengan dosis yang sama seperti pemupukan pertama, yaitu sekitar 100-150 kg per hektar. Pemberian nitrogen pada fase ini penting untuk merangsang pertumbuhan tunas yang kuat dan banyak.
- Sebarkan pupuk di sekitar batang tanaman, pastikan pupuk tidak langsung mengenai batang atau daun padi untuk menghindari kerusakan tanaman.
- Pemupukan ketiga dilakukan pada usia tanaman 45-50 hari atau saat fase pembentukan bulir dimulai.
- Gunakan pupuk KCl dan tambahan Urea dalam dosis 100 kg KCl dan 100 kg Urea per hektar. Pupuk KCl yang kaya kalium sangat penting untuk memperkuat batang, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama, serta membantu proses pembentukan bulir yang maksimal.
- Sebarkan pupuk dengan hati-hati di sekitar tanaman, hindari pemberian berlebihan yang dapat merusak tanaman.
- Jika pertumbuhan tanaman padi terlihat kurang optimal, pemupukan tambahan dapat di lakukan sekitar 60-70 hari setelah tanam. Pemupukan ini lebih di fokuskan pada pemupukan nitrogen dengan dosis yang lebih rendah.
- Perhatikan kondisi tanaman dan lakukan pengamatan secara rutin untuk memastikan nutrisi yang di berikan sesuai dengan kebutuhan.
Kesimpulan
Pemupukan yang tepat adalah kunci untuk meningkatkan hasil panen padi. Dengan memberikan pupuk sesuai tahapan pertumbuhan tanaman, baik melalui pupuk organik maupun anorganik, petani dapat mendukung pertumbuhan padi yang sehat, meningkatkan produktivitas, dan menjaga keseimbangan tanah. Teknik pemupukan yang baik tidak hanya berkontribusi pada kualitas hasil panen tetapi juga menjaga keberlanjutan lahan pertanian.